Menurut Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo, BI mendukung
nilai tukar rupiah yang diasumsikan dalam RAPBN 2015 sebagai antisipasi
dari kebijakan ekonomi Amerika Serikat yang kemungkinan akan
dikeluarkan tahun depan.
,
Pemulihan ekonomi Amerika Serikat memberikan sinyal Bank Sentral Amerika
Serikat akan terus menaikkan tingkat suku bunganya tahun depan.
Menurut Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo di Jakarta, kebijakan
tersebut membuat arus dana asing yang berasal dari negara-negara emerging market mengalir ke Amerika Serikat sehingga rupiah diperkirakan mengalami tekanan.
Namun Agus Martowardojo menilai asumsi nilai tukar rupiah yang
dicantumkan pemerintah dalam RAPBN 2015 sebesar Rp 11. 900 per dolar
Amerika merupakan langkah tepat karena sudah memperhitungkan dampak dari
kebijakan Amerika yang kemungkinan mulai dapat dirasakan pada paruh
pertama 2015.
"Itu sudah memperhitungkan dinamika global maupun domestik,"
ujarnya. "Namun kalau seandainya kita tidak mempunyai fundamental
ekonomi yang kuat tentu akan ada tekanan yang lebih besar, dan tekanan
yang lebih besar itu akan membuat dampak kepada nilai rupiah”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar