Liputan6.com, Washington - Kasus pemenggalan wartawan Amerika
Serikat James Foley oleh anggota Islamic State of Irak and Syria (ISIS)
di Suriah membuat Washington geram. Negeri Paman Sam dikabarkan
mempersiapkan opsi serangan militer untuk membombardir ISIS di Negeri
Syam.
Penasihat Presiden Barack Obama di bidang Keamanan
Nasional, Ben Rhodes mengatakan tak menutup kemungkinan pihaknya akan
memperluas serangan militer hingga ke luar Irak.
"Kami tak akan terpaku pada satu wilayah terbatas," ujar Rhodes, seperti dimuat Fox News, Minggu (24/8/2014).
Senada
dengan Rhodes, petinggi Kementerian Pertahanan AS (Pentagon) Jenderal
Martin Dempsey mengatakan, butuh waktu lama untuk memberangus pasukan
ISIS. Dan pihaknya juga perlu membabat habis kelompok radikal yang
berada di Suriah.
"Memangnya mereka semua bisa hancurkan tanpa
menyasar yang ada di Suriah? Jawabannya tidak," cetus Dempsey dalam
konferensi pers di Pentagon.
"Jadi hal ini harus kita lakukan
pada dua sisi (di Irak dan Suriah) dan (serangan AS) tidak terbatas,"
imbuh dia. "Namun perlu koalisi dengan pihak lain untuk melenyapkan ISIS
selamanya."
Menteri Pertahanan Chuck Hagel menegaskan keberadaan
ISIS merupakan ancaman bagi dunia internasional, tak hanya bagi Amerika
Serikat. Karenanya, kelompok tersebut harus diperangi bersama.
Militer
AS sebelumnya telah melancarkan serangan udara ke markas ISIS di Irak,
sebagai upaya untuk menyelamatkan warga mereka di luar negeri dan
membantu rakyat Irak dari cengkeraman milisi tersebut.
Sementara
itu, militer Presiden Suriah Bashar al-Assad sebelumnya mengerahkan jet
tempur untuk memborbardir milisi ISIS di Suriah. 31 anggota kelompok
yang juga dikenal dengan nama IS itu tewas terkena bom. (Mut)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar