BAB I
1. Latar Belakang
Manfaat
timah sangat banyak sekali untuk berbagai bidang kehidupan manusia. Namun
jarang orang ketahui pemakaian timah sudah berkembang pesat seiring dengan
kemajuan teknologi dan pengolahan sumber daya mineral.
Pengusahaan timah putih telah berlangsung sekitar
200 tahun, yaitu sejak pendudukan oleh Belanda. Setelah kemerdekaan,
pengusahaan dilanjutkan oleh PT. Timah dan PT. Koba Tin, yang menjalankan
operasinya terutama di Pulau Karimun, Kundur, Singkep, Belitung, dan Bangka,
penambangan dilakukan baik di darat maupun lepas pantai.
Prospek pengusahaan timah masih cukup menjanjikan,
banyak perusahaan lokal yang mulai melakukan usaha pertambangan timah putih.
Bahkan penambangan oleh masyarakat setempat dengan peralatan sederhana marak
dilakukan di wilayah pulau-pulau penghasil timah tersebut di atas.
2. Rumusan
masalah
Berdasarkan uraian daiatas, makalah
ini secara khusus akan membahas permasalahan !.
a.
Apa saja manfaat dari timah dalam kehidupan
sehari-hari?
b.
Apa saja efek pemakaian timah?
c.
Apa dampak dari pertambangan timah?
d.
Bagaimana cara menanggulangi pasca pertambangan timah?
3. Tujuan
masalah
a.
Mengetahui apa saja
manfaat dari timah dalam kehidupan sehari-hari!
b.
Mengetahui efek pemakaian
timah!
c.
Mengetahui dampak pertambangan
timah!
d.
Untuk mendiskripsikan
upaya penanggulangan akibat dari pertambangan timah agar lahan bekas tambang
bisa dimanfaatkan kembali oleh masyarakat yang bertujuan untuk meningkatan
pertumbuhan ekonomi lokal pasca timah!
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Manfaat timah
Manfaat
timah sangat banyak sekali untuk berbagai bidang kehidupan manusia. Namun
jarang orang ketahui pemakaian timah sudah berkembang pesat seiring dengan
kemajuan teknologi dan pengolahan sumber daya mineral.
Sifat Timah
Timah
adalah mineral yang memiliki nomor atom 50 dengan simbol Sn. Massa atom timah
adalah 118,710 dengan kepadatan 7.287 gram/ cm3. Timah termasuk
logam yang sangat lembut, dan bewarna putih dan sangat lentur. Sifat timah
terhadap proses oksidasi adalah tidak mudah teroksidasi dan sangat tahan
terhadap karat dan korosi.
Kelemahan
timah hanya bisa terkena korosi ketika bertemu dengan air laut murni, air yang
mengandung asam dan larutan alkali. Timah memiliki warna putih namun akan
berubah menjadi abu-abu jika suhu turun kebawah 13oC. Karena timah
memiliki sifat sangat lembut maka timah tidak digunakan sebagai produk logam
murni. Berikut ini beberapa karakteristik timah yang bisa kita pelajari.
a. Sifat
fisik timah
1. Timah
menjadi logam yang sangat lemah, mudah dibentuk dan bisa mencair. Hal ini yang
menyebabkan beberapa produk yang diolah oleh timah bisa mudah dibentuk dan
timah tidak dapat digunakan sebagai logam murni.
2. Timah
memiliki sifat daktilitas yaitu mudah diubah bentuknya ketika berada di suhu
kamar. Meskipun timah menjadi logam sedikit keras dan lentur. Perubahan bentuk
ini bisa terjadi pada suhu 54o F.
3. Timah
menjadi salah satu bahan konduktor listrik yang sanagat baik kerena bisa
dibentuk dengan mudah dengan bantuan solder dan pembentukan plat listrik.
b. Karakteristik Timah
Timah memiliki warna yang sangat putih,
mengkilap atau mirip dengan logam perak. Timah tidak memiliki daya magnetik
Timah tahan terhadap beberapa penyebab korosi kecuali air laut murni dan
larutan alkali.
Timah menjadi logam yang sangat ringan, lunak,
awet dan tidak mudah terbakar. Timah bisa menjadi logam murni dengan harga yang
sangat mahal karena tahan lama dan mudah untuk dirawat.
c. Manfaat Timah
Pemakaian timah telah ditemukan sejak ribuan
tahun yang lalu. Timah dibakar dengan karbon untuk menghasilkan biji timah dan
selanjutnya dipadukan dengan beberapa bahan logam lain. Timah pada awalnya
sering dipakai untuk membuat peralatan memasak. Produk yang dibuat dari timah
sangat aman dan memiliki penampilan yang sangat menarik. Dibawah ini adalah
beberapa manfaat timah sesuai dengan perkembangan jaman.
1. Timah untuk Lapisan Produk Baja
Timah menjadi salah satu produk yang digunakan
untuk melapisi baja. Produk yang dihasilkan dari paduan baja dan timah
digunakan untuk keperluan industri otomotif dan listrik. Timah mampu membentuk
baja menjadi logam yang lebih ringan dan sesuai untuk keperluan pada industri
tersebut. Timah bisa menjadi produk pelapis baja untuk beberapa jenis produk
lain seperti perlengkapan memasak, kendaraan, sepeda gunung, produk rumah
tangga dan beberapa produk lain. Timah membuat semua jenis logam bisa dirubah
menjadi berbagai perlengkapan karena mudah untuk dibentuk sesuai dengan ukuran.
2. Timah Sebagai Produk Alumunium Foil
Timah bisa menjadi produk kertas atau lapisan
pembungkus makanan. Produk ini biasanya memiliki warna putih, mudah dibentuk,
tahan terhadap pembakaran dan membuat makanan menjadi lebih awet. Meskipun
produk pengemas makanan mengandung timah, namun juga sangat aman untuk makanan
yang disimpan dalam kemasan tersebut. Bahkan sekarang pemakaian produk ini juga
digunakan untuk pengemas obat-obatan dan beberapa produk yang harus disimpan
dalam waktu lama.
3. Timah untuk Penyambung Logam dengan Solder
Perlengkapan solder sangat diperlukan dalam
industri listrik, otomotif dan juga elektronik. Solder sering digunakan untuk
menyambung beberapa lapisan perangkat yang membutuhkan kabel atau logam lain
pada sirkuit khusus. Timah menjadi bahan utama untuk menyambung lapisan ini.
Timah membuat produk sangat awet dan mudah dibentuk sesuai dengan dasar desain
pada lapisan sirkuit.
4. Timah sebagai Komponen Logam Ringan
Timah banyak digunakan sebagai campuran
beberapa komponen logam ringan seperti sisa produksi baja. Produk ini akan
diolah menjadi campuran baja ringan atau komponen kendaraan. Beberapa jenis
logam yang terbuat dari material baja terkadang tidak bisa diolah secara
mandiri atau harga produksi yang sangat mahal. Timah bisa menjadi bahan
campuran logam yang sempurna dan tahan terhadap karat.
5. Timah Menjadi Magnet Konduksi
Timah bisa diolah menjadi campuran dengan
bahan niobium yang bisa menghasilkan magnet konduksi. Meskipun timah tidak
memiliki sifat yang peka terhadap daya magnet namun campuran dengan bahan
niobium bisa menghasilkan produk logam ringan dan menjadi penghantar daya
magnet. Produk ini penting untuk beberapa jenis perangkat listrik yang
membutuhkan kepekaan daya magnet.
6. Timah Sebagai Sensor Gas dalam Industri
Keramik
Sensor gas dalam industri keramik memiliki
peran yang sangat penting terutama untuk mencegah beberapa kecelakaan atau
kesalahan produksi. Timah yang telah dibakar menghasilkan timah oksida sehingga
bisa menimbulkan bau yang akan terukur oleh perangkat. Hal inilah yang membuat
sensor produksi pada industri keramik bisa terbaca dan membuat proses produksi
berjalan dengan lancar.
7. Timah Sebagai Bahan Kemasan
Pada awalnya timah banyak digunakan sebagai
bahan campuran dengan beberapa material plastik atau kertas menjadi material
pengemas. Material ini sering digunakan untuk mengemas obat-obatan atau produk
yang membutuhkan penyimpanan lama dan tidak mudah terkontaminasi. Sekarang
pemakaian timah untuk menghasilkan produk pengemas sudah dikurangi dan
digantikan dengan bahan lain yang lebih murah.
8. Timah Sebagai Pelapis Kaleng
Kaleng sebenarnya adalah produk pengemas yang
terbuat dari jenis logam baja dengan tingkat ketebalan dan berat khusus. Namun
baja memiliki kelemahan yang sering menghambat fungsi bahan pengemas seperti
kaleng. Timah dipakai untuk melapisi baja agar kaleng menjadi lebih ringan,
tahan lama, tahan terhadap karat dan melindungi produk dari perkembangan
bakteri. Kaleng dengan lapisan timah akan terlihat lebih ringan, mudah dibentuk
dan produk yang tahan lama.
9. Timah untuk Bahan Produksi Kaca
Timah menjadi salah satu komponen yang sangat
penting dalam produksi kaca mobil atau kaca kendaraan. Dalam sebuah produksi
kaca ketika bahan kaca cair diterapkan pada timah cair maka bagian kaca yang
terbentuk akan mengapung pada lapisan timah. Proses ini akan membentuk kaca yang
lebih padat, tidak mudah pecah, tingkat pararel dan kedataran yang baik dan
lebih tahan terhadap tekanan. Hal inilah yang membuat timah bisa menjadi
material utama pada industri kaca.
10. Timah Sebagai Bahan Kombinasi Perunggu
Perunggu didapatkan dari campuran timah dan
tembaga. Perunggu banyak digunakan untuk membuat beberapa produk dalam industri
otomotif dan listrik. Campuran bahan ini juga bisa membentuk produk atau
komponen kendaraan, perlengkapan rumah tangga dan beberapa produk lain.
Industri perunggu sangat bergantung pada keberadaan cadangan timah di dunia.
11. Timah Menjadi Komponen Pasta Gigi
Jika Anda pernah menemukan pasta gigi dengan
kandungan SnF2 maka komponen ini didapatkan dari pengolahan timah. Ini adalah
salah satu produk sampingan timah dengan daya yang sangat kecil. Meskipun ini
akan digunakan untuk produksi pasta gigi namun sangat aman dan bermanfaat untuk
kesehatan. Beberapa pasta gigi mengatakan bahwa komponen ini bisa menjadi
fluorida alami yang bisa mempertahankan keputihan dan kepadatan gigi.
12. Timah Menjadi Komponen Gigi Palsu
Salah satu bahan gigi palsu seperti amalgam
gigi juga mengandung bahan timah. Bahan ini terbuat dari timah dan perak dan
membentuk produk dengan warna putih netral dan mengkilap. Produk ini sangat
disukai oleh orang yang menginginkan gigi palsu karena nyaman dan tahan
terhadap racun atau potensi korosi. Meskipun ini mengandung bahan timah namun
sangat aman untuk kesehatan.
B. EFEK
PEMAKAIAN TIMAH
Berbagai jenis produk yang beredar memakai
produk organik yang dihasilkan dari pengolahan timah. Beberapa industri yang
memanfaatkan produk organik timah adalah seperti pupuk kimia, cat, dan beberapa
jenis produk kosmetik. Jika pemakaian produk ini dilakukan secara terus menerus
maka akan menimbulkan bahaya untuk tubuh. Berikut ini adalah beberapa macam
efek buruk dari pemakaian timah.
a. Efek Timah untuk Kesehatan
Pemakaian berbagai jenis produk yang
mengandung timah tentu akan meningkatkan beberapa macam resiko pada kesehatan.
Terkadang jenis produk yang tidak melewati prosedur yang benar juga akan
meningkatkan potensi keracunan. Gejala keracunan timah dalam jangka waktu
pendek bisa menyebabkan gangguan pernafasan, sakit kepala, gangguan pencernaan,
penyakit mata, munculnya penyakit kulit, dan gangguan diuretik. Sementara itu
gangguan jangka panjang dapat menyebabkan kanker, kerusakan pada otak, hati dan
kelainan kromosom, bahkan beberapa anak kecil bisa merasa depresi.
b. Efek Timah untuk Lingkungan
Timah yang terdapat pada beberapa produk
seperti kaleng sebenarnya tidak menimbulkan racun. Namun beberapa jenis
mikroorganisme yang berada dalam kemasan atau produk dengan timah bisa
membentuk senyawa timah organik yang berbahaya untuk kesehatan. bahkan beberapa
produk yang terbuat dari timah seperti pipa bisa meningkatkan resiko bahaya
timah organik. Bahaya yang dapat terjadi dari timah organik adalah seperti
keracunan, gangguan pada organ reproduksi dan gangguan pertumbuhan.
Timah menjadi logam yang sangat penting untuk
manusia. Timah digunakan untuk membuat campuran beberapa jenis produk dan logam
lain. Pemakaian timah seharusnya sesuai dengan standar khusus sesuai dengan
produk yang dibuat. Dengan cara ini maka kita bisa menghindari bahaya timah dan
mendapatkan manfaat yang baik dari berbagai macam produk.
C.
DAMPAK PENAMBANGAN TIMAH
Kegiatan
penambangan di darat berpengaruh terutama pada sifat fisik dan kimia tanah.
Perubahan struktur tanah terjadi akibat penggalian top soil untuk mencapai
lapisan bertimah yang lebih dalam. Pembuatan dam (phok) telah mengubah topografi
dan komposisi tanah permukaan akibat digunakannya tanah overburden sebagai
sarana penimbun. Top soil musnah karena tertimbun tailing atau terendam
genangan air (Son_Earth’s Zone).
Lebih lanjut
(Son_Earth’s Zone)menjelaskan,
pemandangan umum yang dijumpai pada lahan bekas tambang timah berupa kolong
(lahan bekas penambangan yang berbentuk semacam danau kecil dengan kedalaman
mencapai 40 m), timbunan liat hasil galian (overburden), dan hamparan taling
yang berupa rawa atau lahan kering. (Son_Earth’s Zone) mengindikasikan bahwa
sejalan dengan waktu, timbunan tailing akan membentuk hamparan tailing yang
semakin luas. Kolong yang terbentuk pada proses penambangan skala besar umumnya
tidak memunginkan untuk ditimbun sehingga menjadi semacam danau buatan.
Sejauh ini pemanfaatan kolong timah
di Pulau Bangka belum optimal. Sebagian besar hanya dibiarkan, secara ekologis
kolong tersebut berfungsi sebagai kolam retensi dan water catchment area untuk
menampung hujan yang mengalir melalui aliran permukaan. Secara ekonomi, potensi
kolong untuk dimanfaatkan sebagai sumber air baku, budidaya perairan, atau
tempat rekreasi air Belum banyak dilakukan, baik oleh perusahaan penambang
maupun pemerintah. Demikian juga pemanfaatan lahan tailing yang semakin luas
sampai saat ini hanya sebatas dihijaukan dengan tanaman-tanaman serbaguna
(multipurpose tree species, MPTS), terutama akasia.
a. Dampak Pasca Pertambangan Timah bagi Masyarakat
Belitung.
Banyak dampak negatif yang timbul
akibat kesalahan dan penyelewengan tambang timah. Sekitar 40% produksi timah
nasional setiap tahun diseludupkan. Negara kehilangan pendapatan, hanya dari
royalty (besarnya 20% harga jual timah) atau sekitar US$ 9,5 juta per tahun dan
kerugian akibat penggelapan pajak, yang jumlahnya pasti jauh lebih besar.
Sedangkan dampak kerusakan lingkungan akibat kegiatan pertambangan illegal
dengan mudah ditemukan, seperti di kawasan Kecamatan Membalong, yaitu:
1.
Lubang
tambang (kolong) Pasca Timah.
Sebagian besar penambangan mineral
di Indonesia dilakukan dengan cara terbuka. Ketika selesai beroperasi,
perusahaan meninggalkan lubang-lubang (kolong) raksasa di bekas areal
penambangannya. Lubang-lubang itu berpotensi menimbulkan dampak lingkungan
jangka panjang, terutama berkaitam dengan kualitas dan kuantitas air. Air
lubang tambang mengandung berbagai logam berat yang dapat merembes ke sistem
air tanah dan dapat mencemari air tanah sekitar. Potensi bahaya akibat rembesan
air tanah sering kali tidak terpantau akibat lemahnya sistem pemantauan perusahaan-perusahaan
pertambangan tersebut. (Noberti Suwenti, 2015)
2.
Air asam
Tambang.
Air asam tambang mengandung
logam-logam berat berpotensi menimbulkan dampak lingkungan dalam jangka panjang. Ketika air tambang sudah terbentuk maka akan
sangat sulit untuk menghentikannya karena sifat alamiah dari reaksi yang
terjadi pada batuan. (Noberti Suwenti, 2015)
3.
Tailing.
Tailing dihasilkan oleh operasi
pertambangan dalam jumlah yang sangat besar . sekitar 97% dari bijih timah yang
diolah oleh pabrik pengolahan bijih akan berakhir sebagai tailing. Tailing
mengandung logam-logam berat dalam kadar yang cukup mengkhawatirkan, seperti
tembaga, timbale atau timah hitam, merkuri, seng, dan arsen. (Noberti Suwenti,
2015)
4.
Hilangnya keanekaragaman hayati.
5.
Berkurangnya
vegetasi.
Mereka tidak
memperhitungkan jasa ekologi yang mampu diberikan ekosistem hutan dan lahan
yang tereksploitasi. Keberadaan ekosistem hutan dan ekosistem hutan mangrove
yang memiliki jasa ekologi seperti : a) pertukaran energy, b) siklus hidrologi,
c) rantai makanan makhluk hidup, d) mempertahankan keanekaragaman hayati, e)
daur nutrien, dan f) pengendali ketika terjadi pencemaran. Apabila hutan
diekploitasi hingga habis maka seketika hutan tidak memiliki fingsi ekologi dan
akan mengakibatkan ketidakseimbangan dalam sistem alam dan berpotensi
menimbulkan bencana alam. (Noberti Suwenti, 2015)
D.
UPAYA
PENANGGULANGAN PASCA PERTAMBANGAN TIMAH
Reklamasi
adalah salah satu upaya untuk memperbaiki
atau memulihkan kembali lahan dan vegetasi dalam kawasan hutan yang
rusak sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan dan energy agar dapat
berfungsi secara optimal sesuai dengan peruntukannya. Reklamasi lahan bekas
pertambangan juga harus membutuhkan dukungan dari seluruh komponen dan komitmen
yang kuat dari pemerintah untuk mengatur kegiatan pertambangan dan tindakan
yang tegas apabila terdapat pelanggaran dan menjadikannya skala prioritas akan
dapat membantu dalam keberhasilan kegiatan reklamasi ini. (Noberti Suwenti, 2015)
Cara menanggulanginya yaitu :
1.
Menutup
lubang-lubang (kolong) pasca pertambangan timah.
2.
Menanam
pohon dilahan yang sudah di tutup. Masyarakat juga bisa menjadikan lahan
tersebut sebagai perkebunan.
Reklamasi
dan Revegetasi Lahan Bekas Tambang Timah
Reklamasi
sebagai usaha untuk memperbaiki atau memulihkan kembali lahan yang rusak
sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan, agar dapat berfungsi secara optimal
sesuai dengan kemampuannya (Son_Earth’s
Zone)
Ruang lingkup reklamasi lahan
meliputi:
(1)
pemulihan lahan bekas tambang untuk memperbaiki lahan yang terganggu
ekologinya, dan
(2)
mempersiapkan lahan bekas tambang yang sudah diperbaiki ekologinya untuk
pemanfaatan selanjutnya. Sasaran akhir dari reklamasi tersebut adalah
terciptanya lahan bekas tambang yang kondisinya aman, stabil dan tidak mudah
tererosi sehingga dapat dimanfaatkan kembali sesuai dengan peruntukannya (Son_Earth’s Zone).
Menurut (Son_Earth’s Zone)arah dari upaya rehabilitasi
lahan bekas tambang ditinjau dari aspek teknis adalah upaya untuk mengembalikan
kondisi tanah agar stabil dan tidak rawan erosi. Dari aspek ekonomis dan
estetika lahan, kondisi tanah diperbaiki agar nilai/potensi ekonomisnya dapat
dikembalikan sekurang-kurangnya seperti keadaan semula. Dari aspek ekosistem,
upaya pengembalian kondisi ekosistem ke ekosistem semula. Dalam hal ini
revegetasi/reforestisasi adalah upaya yang dapat dinilai mencakup kepada
kepentingan aspek-aspek tersebut. Reklamasi hampir selalu identik dengan
revegetasi.
Revegetasi
adalah usaha atau kegiatan penanaman kembali lahan bekas tambang (Son_Earth’s Zone), tujuan dari
revegetasi akan mencakup re-establishment komunitas tumbuhan asli secara
berkelanjutan untuk menahan erosi dan aliran permukaan, perbaikan biodiversitas
dan pemulihan estetika lanskap. Pemulihan lanskap secara langsung menguntungkan
bagi lingkungan melalui perbaikan habitat satwa liar, biodiversitas,
produktivitas tanah dan kualitas air.
Landasan hukum utama kegiatan
reklamasi adalah Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan Ketentuan
Pokok Pertambangan. Pada Pasal 30 dari Undang-undang tersebut dinyatakan bahwa
Apabila selesai melakukan penambangan bahan galian pada suatu tempat pekerjaan,
pemegang Kuasa Penambangan (KP) diwajibkan mengembalikan tanah sedemikian rupa
sehingga tidak menimbulkan bahaya bagi masyarakat sekitarnya. Selanjutnya pada
Peraturan Pemerintah Nomor 75 Tahun 2001, tentang Perubahan Kedua Atas PP No.
32/1969 tentang Pelaksanaan UU No 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan
Pokok Pertambangan Pasal 46 ayat (4) disebutkan bahwa sebelum meninggalkan
bekas wilayah KP-nya, baik karena pembatalan maupun karena hal yang lain,
pemegang KP harus terlebih dahulu melakukan usaha-usaha pengamanan terhadap benda-benda
maupun bangunan-bangunan dan keadaan tanah di sekitarnya yang dapat
membahayakan keamanan umum.
Pada Pasal 46 ayat (5) disebutkan
bahwa Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai kewenangannya dapat menetapkan
pengaturan keamanan bangunan dan pengendalian keadaan tanah yang harus dipenuhi
dan ditaati oleh pemegang KP sebelum meninggalkan bekas wilayah KP.
Peraturan pelaksanaan reklamasi
lahan diatur dalam Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor
1211.K/008/M.PE/1995 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Perusakan dan
Pencemaran Lingkungan pada Kegiatan Pertambangan Umum. Pada Pasal 12 ayat (1)
reklamasi areal bekas tambang harus dilakukan secepatnya sesuai dengan rencana
dan persyaratan yang telah ditetapkan, dan ayat (2), reklamasi dinyatakan
selesai setelah disetujui oleh Dirjen. Pada Pasal 13 ayat (1), Kepala Teknik
Tambang wajib menanami kembali daerah bekas tambang, termasuk daerah sekitar
project area sesuai studi AMDAL yang bersangkutan.
E.
PEMANFAATAN KOLAM-KOLAM BEKAS TAMBANG UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI
LOKAL
1.
Pemanfaatan Kolam-kolam Sebagai Area Pembudidayaan Ikan Air Tawar Bagi
Masyarakat.
Pola pemanfaatan kolong yang dapat dikembangkan antara
lain adalah pola terpadu dengan konsentrasi pada kegiatan perikanan. Usaha
perikanan ini dapat dilakukan pada kolam-kolam yang berusia lebih dari 15 tahun
atau kolong yang mempunyai akses ke sungai dan laut.Karena berdasarkan hasil
laporan yang ditulis oleh Endang Bidayani (dalam Noberti Suwenti, 2015) terhadap
kualitas air kolong, menyebutkan bahwa permasalahan krusial dari kualitas air
kolong yang berusia kurang dari 15 tahun dan tidak memiliki aksesibilitas ke
sungai dan laut adalah kandungan logam berat terutama kandungan timbal (Pb),
seng (Zn) dan tembaga (Cu). Dengan didukung menjamurnya warung-warung kuliner
yang menyajikan menu ikan air tawar. Kolong dapat dijadikan sebagai tempat
untuk membudidayakan ikan-ikan air tawar tersebut. Dengan menggunakan jenis
keramba apung ataupun dibudidayakan secara liar (benih ikan hanya dilepas ke
dalam kolong). Pemanfaatan kolam sebagai usaha perikanan ini dapat melibatkan
masyarakat sekitar sebagai mitra. Selain dapat membantu mengentaskan kemiskinan
melalui peningkatan pendapatan masyarakat dan menciptakan lapangan pekerjaan. (Noberti
Suwenti, 2015)
2.
Kolam Sebagai Sarana Rekreasi dan Wisata Air.
Selain sebagai tempat pembudidayaan ikan air tawar,
kolam juga dapat dimanfaatkan untuk sarana rekreasi dan wisata air, bisa
dimanfaatkan sebagai water boom, dengan dibangunnya pusat wahana water
boom, maka kolam yang hanya ditelantarkan oleh pengusahanya dapat disulap
menjadi daerah wisata. (Noberti Suwenti, 2015)
3.
Sebagai Tempat Penangkaran Buaya.
Sejak dulu kulit buaya menjadi trend yang tidak ada
pernah akan habisnya, selain mahal harganya, pecinta fashion pun
seolah-olah merasa prestise jika menggunakan produk yang berbahan dasar
kulit buaya. Dengan memanfaatkan peluang terhadap permintaan masyarakat
terhadap kulit buaya itulah, Pemerintah Daerah dapat memberikan pelatihan
terhadap penangkaran buaya. Usaha penangkaran buaya selain bertujuan
melestarikan buaya, juga dapat diambil manfaatnya sebagai penghasil kulit buaya
untuk keperluan bahan baku pada industri kerajinan. Buaya-buaya yang akan ditangkarkan
ini, dapat diambil dari alam karena buaya masih dapat dijumpai di perairan
Bangka Belitung secara bebas.(Noberti Suwenti, 2015)
4.
Pemanfaatan
sebagai lahan perkebunan.
Dari bekas kolam-kolam pasca timah
yang telah ditutup bisa dijadikan sebagai lahan perkebunan oleh masyarakat
seperti kelapa sawit, karet, lada, dan pohon jarak. Melalui pemanfaatan biji
jarak sebagai bahan bakar bagi operasional industri pertambangan menggantikan
bahan bakar fosil, sekaligus membantu masyarakat mendapatkan bahan bakar minyak
jarak sebagai pengganti minyak tanah yang belakangan sulit didapatkan, dengan
harga terjangkau. Upaya yang dapat dilakukan antara lain memberikan bibit
secara gratis kepada petani, memanfaatkan lahan bekas pertambangan dengan sistem
tumpang sari dengan cara bagi hasil, melakukan pembinaan kepada para petani dan
melakukan pendampingan selama proses produksi berlangsung, melakukan proyek
percontohan atau memperkerjakan para pengangguran untuk melakukan reklamasi
pada lahan-lahan milik perusahaan dengan sepenuhnya pembiayaan dari pihak
perusahaan.(Noberti Suwenti, 2015)
Kesimpulan
Manfaat
timah sangat banyak sekali untuk berbagai bidang kehidupan manusia. Namun
jarang orang ketahui pemakaian timah sudah berkembang pesat seiring dengan
kemajuan teknologi dan pengolahan sumber daya mineral.
Manfaat timah dalam kehidpan
sehari-hari seperti: Timah
untuk Lapisan Produk Baja, Timah Sebagai Produk Alumunium Foil, Timah untuk
Penyambung Logam dengan Solder, Timah Menjadi Komponen Pasta Gigi dan
lain-lain.
Dengan
adanya pemanfaatan kolam-kolam bekas tambang, diharapkan kepada masyarakat di Kabupaten
Belitung dapat memanfaatkan seoptimal mungkin, karena harapan masyarakat kepada
timah saat ini dapat bergeser dan tidak sepenuhnya menggantungkan hidup mereka
terhadap timah.
Daftar pustaka
Noberti Suwenti . 2015. Contoh Makalah MpayU Penanggulangan dan Pemanfaatan Kolam Pasca Timah Pertambangan Timah
Romadhoni. Makala Reklamasi Hutan Bekas Pertambangan Timah.
.2015.Makalah
Proses Produksi Tambang Timah Bangka Belitung
,
2015. 22 Manfaat Timah dalam Kehidupan
Sehari-hari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar