Senin, 17 September 2018

Laporan Identifikasi Asam Basa dengan Menggunakan Indikator Alam


LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR II
IDENTIFIKASI ASAM BASA DENGAN MENGGUNAKAN INDIKATOR ALAM
Untitled-1.png

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
Indri Hayati                              (06111181621014)
Illyyin Ethika Anhar                (06111181621050)
Salmah Rianti                           (06111181621052)
Rafika                                       (06111181621054)
Gede Mudita Edi Putra           (06111281621058)
Elsa Meilani                              (06111181621060)


DOSEN PENGASUH: RODI EDI, S.Pd., M.Si.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
I.                   NOMOR PERCOBAAN           :     02
II.                                                                                                                             NAMA PERCOBAAN  : Identifikasi Asam Basa Dengan Menggunakan Indikator Alam.
III.                                                                                                                          TUJUAN PERCOBAAN          : Mengidentifikasi asam basa melalui pengamatan perubahan warna larutan asam dan basa setelah ditambahkan indikator alam serta uji dengan kertas lakmus.
IV.             DASAR TEORI
a.                   Teori Asam Basa Svante Arrhenius (1887)
1.      Asam
Asam adalah suatu zat yang jika dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan ion hidronium (H+). Asam umumnya merupakan senyawa kovalen dan akan menjadi bersifat asam jika sudah larut dalam air. Sebagai contoh gas hidrogen klorida bukan merupakan asam, tetapi jika sudah dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan ion H+. Reaksi yang terjadi adalah:
HCl(aq) → H+(aq) + Cl(aq)
Beberapa jenis senyawa Asam, diantaranya:
1. Asam Biner ( terdiri dari dua jenis unsur)
Contoh:
Asam Fluorida   : HF(aq) → H+(aq) + F(aq)
Asam klorida     : HCl(aq) → H+(aq) + Cl(aq)
Asam sulfida      : H2S(aq) → H+(aq) + S2-(aq)
2. Asam Oksi
Contoh:
Asam nitrat          :  HNO3(aq) → H+(aq) + NO3(aq)
Asam karbonat    : H2CO3(aq) → 2H+(aq) + CO32-(aq)
Asam sulfat          : H2SO4(aq) → 2H+(aq) + SO42-(aq)
Asam Posfat         :H3PO4(aq) → 3H+(aq) +PO43-(aq)
3. Asam organik
Contoh:
Asam format    : HCOOH(aq) → H+(aq) + HCOO(aq)
Asam asetat      : CH3COOH(aq) → H+(aq) + CH3COO(aq)
Asam benzoat   : C6H5COOH(aq) → H+(aq) + C6H5COO(aq)
Asam oksalat    : H2C2O4(aq) → 2H+(aq) + C2O42-(aq)
4. Oksida asam           
Contoh:
Karbon dioksida             : CO2(g) + H2O(l) → H2CO3(aq)
Belerang trioksida          : SO3(g) + H2O(l) → H2SO4(aq)
Dinitrogen pentaoksida: N2O5(g) + H2O(l) → 2HNO3(aq)
        Dari persamaan reaksi di atas menunjukan bahwa satu molekul asam dapat melepaskan satu, dua, atau tiga ion H+. Asam yang hanya menghasilkan sebuah ion H+ disebut sebagai asam monoprotik, atau asam berbasa satu, asam yang menghasilkan dua ion H+ setiap molekulnya disebut asam diprotik atau asam berbasa dua.
Menurut teori asam basa Arrhenius, asam kuat merupakan asam yang derajat ionisasinya besar atau mudah terurai dan banyak menghasilkan ion H+ dalam larutannya. Asam kuat diantaranya HCl, HBr, HI, H2SO4, HNO3, dan HClO4.
2.      Basa
Basa adalah senyawa yang di dalam air (larutan) dapat menghasilkan ion OH. Umumnya basa terbentuk dari senyawa ion yang mengandung gugus hidroksida (-OH) di dalamnya. Akan tetapi, amonia (NH3) meskipun merupakan senyawa kovalen, tetapi di dalam air termasuk senyawa basa, karena setelah dilarutkan ke dalam air dapat menghasilkan ion OH.
Beberapa jenis senyawa basa , diantaranya:
1. Senyawa yang mengandung ion hidroksida
Contoh:
Natrium hidroksida: NaOH(aq) → Na+(aq) + OH(aq)
Kalsium hidroksida : Ca(OH)2(aq) → Ca2+(aq) + 2OH(aq)
Aluminium hidroksida: Al(OH)3(aq) → Al3+(aq) + 3OH(aq)
2. Oksida basa
Contoh:
Natrium oksida: Na2O(s) + H2O(l) → 2NaOH(aq)
Kalsium oksida: CaO(s) + H2O(l) → Ca(OH)2(aq)
Aluminium oksida: Al2O3(s) + H2O(l) → 2Al(OH)3(aq)
3. Senyawa yang bereaksi dengan air melepaskan ion hidroksida
Contoh:
Amonia : NH3(aq) + H2O(l) → NH4+(aq) + OH(aq)
Metil amina: CH3NH2(aq) + H2O(l) →  CH3NH3+(aq) + OH(aq)
Fenil amina: C6H5NH2(aq) + H2O(l) → C6H5NH3+(aq) + OH(aq)
Tidak semua senyawa  yang mengandung gugus –OH merupakan suatu basa. Contohnya CH3COOH dan C6H5COOH justru merupakan asam. Sementara itu, CH3OH tidak menunjukan sifat asam atau basa di dalam air (ini termasuk oksida indiferen).
      Pada teori ini terdapat basa kuat dan basa lemah. Basa kuat merupakan basa yang mudah terionisasi dalam larutannya dan banyak mengahsilkan ion OH. Contohnya KOH, NaOH, Ba(OH)2, dan Ca(OH)2.
b.                  Teori Asam Basa Browsted – Lowry
Teori ini adalah perluasan dari teori Arrhenius. Dalam teori ini asam merupakan spesi yang memberikan proton, sedangkan basa adalah spesi yang menerima proton pada suatu reaksi perpidahan proton.
Ion hidroksida tetap berlaku sebagai basa karena ion hidroksida menerima ion hidrogen dari asam dan membentuk air. Asam menghasilkan ion hidrogen dalam larutan karena asam bereaksi dengan molekul air melalui pemberian sebuah proton pada molekul air.
Sebagai contoh gas hidrogen klorida (HCl) di larutkan dalam air, maka molekul hidrogen klorida akan memberikan sebuah proton (ion H+) ke molekul air. Ikatan kovalen koordinasi terbentuk antara satu pasangan mandiri pada oksigen dengan hidrogen dari HCl dan menghasilkan ion hidroksonium, H3O+.
H2 + HCl → H3O + Cl
Ketika asam yang terdapat dalam larutan bereaksi dengan basa, yang berfungsi sebagai asam adalah ion hidroksonium. Sebagai contoh, proton di transferkan dari ion hidroksonium ke ion hidroksida untuk mendapatkan air.
H3 O+(aq) + OH(aq) → 2H2O(â„“)
Pada reaksi asam basa Bronsted – Lowry, terdapat 2 pasangan asam basa. Pasangan pertama merupakan pasangan antara asam dengan basa konjugasi (yang menyerap proton), dalam hal ini di tandai dengan asam – 1 dan basa – 1.
Pasangan kedua adalah pasangan antara basa dengan asam konjugasi (yang memberi proton), dalam hal ini di tandai dengan basa -2 dan asam – 2. Rumusan kimia pasangan asam basa konjugasi hanya berbeda satu proton (H+).




Contoh Tabel Asam basa Bronsted – Lowry
Asam-1
+
Basa-2
D
Basa-1
+
Asam-2
HCI
+
NH3
D
CI
+
NH4+
H2O
+
CO3
D
OH
+
HCO3
CH3COOH
+
H2O
D
CH3COO
+
H3O+
HNO2
+
CH3COOH
D
NO2
+
CH3COOH2+
Salah satu keunggulan dari teori asam basa Bronsted – Lowry adalah bisa menjelaskan mengenai sifat asama basa pada reaksi yang reversibel. Contoh jenis reaksi ini adalah reaksi disosiasi asam lemah CH3COOH
CH3COOH(aq) + H2O(â„“) → H2O+(aq) + CH3COOH(aq)
Sekarang perhatikan reaksi yang hanya berjalan kekanan !
CH3COOH(aq) + H2O(â„“) → H3O+(aq) + CH3COOH(aq)
CH3COOH adalah asam basa, sebab spesi ini mendonorkan proton ke H2
H2O adalah basa sebab spesi ini menerima proton dari CH3COOH.
Sedangkan untuk reaksi kebalikannya:
H3O+(aq) + CH3COOH(aq) → CH3COOH(aq) + H2O(â„“)
H3O+ adalah asam, sebab spesi ini mendonorkan proton ke CH3COOH.
CH3COOH adalah basa, sebab spesi ini menerima proton dari H3O+.
Reaksi reversibel dari asam lemah diatas memiliki 2 asam dan 2 basa yang saling yang kita sebut sebagai pasangan asam-basa konjungsi Bronsted – Lowry.
Asam dan Basa Brosted – Lowry
Artinya CH3COOH adalah asam konjugasi dari CH3COOH atau CH3COOH adalah basa konjugasi dari CH3COOH. Keduanya berpasangan sehingga dinamakan asam-basa konjugasi Bronsted-Lowry.
Teori asam basa Bronsted – Lowry juga memiliki kelemahan, yaitu tidak dapat menjelaskan reaksi asam basa yang tidak melibatkan transfer proton (H+), contohnya pada reaksi berikut.
Fe2+(aq) + 6H2O(â„“) → Fe(H2O)62+(aq)
AgCI(s) + NH3(aq) → Ag(NH3)CI(aq)
c.                   Teori Asam Basa Lewis
Pada tahun 1932, ahli kimia G.N. Lewis mengajukan konsep baru mengenai asam – basa, sehingga dikenal adanya asam Lewis dan basa Lewis, yang dimaksud dengan asam Lewis adalah suatu senyawa yang mampu menerima pasangan elektron dari senyawa lain, atau akseptor pasangan elektron. Sedangkan basa Lewis adalah senyawa yang dapat memberikan pasangan elektron kepada senyawa lain atau donor pasangan elektron.
Contoh teori asam basa Lewis
H+ + NH3    \rightleftharpoons   NH4+
teori asam basa Lewis
BF3 + NH3    \rightleftharpoons   NH3BF3
teori asam basa Lewis
Pada gambar di atas, ditunjukan bahwa ion H+ merupakan asam Lewis karena mampu menerima pasangan elektron, sedangkan NH3 merupakan basa Lewis. Pada reaksi antara BF3 dengan NH3, yang merupakan asam Lewis adalah BF3 karena mampu menerima sepasang elektron, sedangkan NH3 merupakan basa Lewis.
Konsep asam – basa yang dikembangkan oleh Lewis didasarkan pada ikatan kovalen koordinasi. Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kimia yang terbentuk dari pemakaian elektron bersama yang digunakan elektron tersebut berasal dari salah satu atom atau molekul yang berikatan. Atom atau spesi yang yang memberikan pasangan elektron di dalam membentuk ikatan kovalen koordinasi akan bertindak sebagai basa, sedangkan atom, molekul atau spesi yang menerima pasangan elektron disebut sebagai asam. Dengan konsep ini dapat dijelaskan terjadinya reaksi asam basa yang terjadi pada ion logam dengan suatu molekul atau ion.
Ag+(aq) + 2NH3(aq)  → Ag(NH3)+(aq)
      Asam          Basa
Cd2+(aq) + 4I(aq) → CdI4(aq)
Asam           Basa
Ni(s) + 4CO(g) → Ni(CO )4(g)
Asam     Basa
Dalam dunia kedokteran dan farmasi dikenal adanya senyawa basa Lewis yang digunakan sebagai obat keracunan logam berat, misalnya merkuri, timbal, kadmium, dan sejenisnya. Obat tersebut dikelompokan sebagai British Anti Lewis Acid (BAL). Kandungan obat tersebut antara lain oksalat dan etilendiamintetraasetat (EDTA). Peranan BAL dalam obat tersebut adalah mengikat logam berat agar mengganggu kerja enzim.
Hg2+(aq) + 2C2O42-(aq) → [Hg(C2O4)2]2-(aq)
Asam           Basa
Cd2+(aq) + 2(EDTA4-)(aq) → [Cd(EDTA)2]6-(aq)
Asam             Basa
d.                  Macam-Macam Kertas Lakmus dan Sifatnya
Kertas Lakmus adalah kertas dari bahan kimia yang akan berubah warna jika dicelupkan ke dalam larutan asam dan basa. Warna yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh kadar pH oleh larutan yang ada. Kertas ini sendiri terbuat dari selulosa kayu yang merupakan komponen utama dari dinding sel pohon. Kayu selulosa terdiri dari rantai molekul gula yang memberikan kekuatan kayu.
Kertas yang digunakan dalam kertas lakmus membutuhkan perawatan khusus untuk memastikan bahwa itu adalah bebas dari resin, lignins dan kontaminan lainnya yang mungkin mencegahnya dari memberikan hasil tes yang akurat. Pada umumnya ada dua jenis kertas lakmus yaitu kertas lakmus merah dan biru.
1.      Lakmus merah dalam larutan asam berwarna merah dan dalam  larutan basa berwarna biru dan dalam larutan netral berwarna merah.
2.      Lakmus biru dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa berwarna biru dan dalam larutan netral berwarna biru.
Teori dari sifat kertas lakmus inilah yang selama ini kita pahami untuk mendeteksi apakah sebuah larutan tergolong asam atau basa.
V.    ALAT DAN BAHAN
Alat
Bahan
1)      Plat tetes 2 buah
1)   Lakmus merah
2)      Pipet tetes
3)      Beaker glass
2)   Lakmus biru

3)   Ekstrak wortel

4)   Ekstrak ubi ungu

5)   Ekstrak kol merah

6)   Ekstrak buah naga

7)   Ekstrak kembang sepatu

8)   Ekstrak jeruk manis

9)   Ekstrak kunyit

10) Ekstrak tomat
11) Larutan HCl
12) Larutan NaOH


VI.    PROSEDUR PERCOBAAN
1)        Teteskan beberapa tetes larutan HCl dan NaOH dalam plat tetes
2)   Celupkan kertas lakmus merah dan lakmus biru ke dalam larutan HCl dan NaOH.
3)   Amati perubahan warna yang terjadi pada kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru.
4)   Catat hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan.
5)   Tambahkan secukupnya ekstrak-ekstrak yang telah disediakan ke dalam larutan HCl dan NaOH dengan menggunakan pipet tetes.
6)   Amati perubahan warna yang terjadi pada larutan HCl dan NaOH.
7)   Catat hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan.



VII.          HASIL PENGAMATAN
No.
Jenis Indikator
Perubahan warna pada larutan
HCl
NaOH
1
Lakmus merah
Merah
Biru
2
Lakmus biru
Merah
Biru
3
Ekstrak wortel
Orange
Orange
4
Ekstrak ubi ungu
Ungu Muda
Hijau Tua
5
Ekstrak kol merah
Pink Fanta
Hijau Muda
6
Ekstrak buah naga
Ungu
Ungu
7
Ekstrak kembang sepatu
Pink
Hijau Muda
8
Ekstrak jeruk manis
Bening
Kuning
9
Ekstrak kunyit
Kuning
Coklat
10
Ekstrak tomat
Peach
Kuning Tua


VIII.       PEMBAHASAN
        Percobaan mengenai identifikasi larutan asam dan basa dengan menggunakan indikator alam ini dimaksudkan untuk mendeteksi apakah sebuah larutan tergolong asam atau basa melalui pengamatan perubahan warna larutan setelah dicampurkan dengan beberapa indikator alam serta juga uji dengan menggunakan kertas lakmus merah dan biru. Pada percobaan ini larutan yang diujikan adalah larutan HCl dan NaOH dengan indikator yang digunakan adalah kertas lakmus merah dan biru, ekstrak wortel, ekstrak ubi ungu, ekstrak kol merah, ekstrak buah naga, ekstrak kembang sepatu, ekstrak jeruk manis, ekstrak kunyit dan ekstrak tomat.
            Percobaan pertama yaitu uji dengan menggunakan kertas lakmus merah dan biru dengan cara dicelupkan ke dalam larutan HCl dan NaOH. Lakmus merah pada saat dicelupkan ke dalam larutan HCl warnanya tetap merah. Sedangkan lakmus biru pada saat dicelupkan ke dalam larutan HCl berubah menjadi warna merah ini artinya HCl adalah asam. Lakmus merah pada saat dicelupkan ke dalam larutan NaOH berubah menjadi warna biru. Sedangkan lakmus biru pada saat dicelupkan ke dalam larutan NaOH warnanya tetap biru ini artinya NaOH adalah basa.
            Percobaan kedua yaitu dengan menambahkan ekstrak-ekstrak yang telah disediakan ke dalam larutan HCl dan perubahan warna yang terjadi adalah:
  • Ekstrak wortel saat ditambahkan ke dalam larutan HCl diperoleh perubahan warna orange.
  • Ekstrak ubi ungu saat ditambahkan ke dalam larutan HCl diperoleh perubahan warna ungu muda.
  • Ekstrak kol merah saat ditambahkan ke dalam larutan HCl diperoleh perubahan warna pink fanta.
  • Ekstrak buah naga saat ditambahkan ke dalam larutan HCl diperoleh perubahan warna ungu.
  • Ekstrak kembang sepatu saat ditambahkan ke dalam larutan HCl diperoleh perubahan warna pink.
  • Ekstrak jeruk manis saat ditambahkan ke dalam larutan HCl tidak diperoleh perubahan warna pada HCl melainkan warnanya tetap bening.
  • Ekstrak kunyit saat ditambahkan ke dalam larutan HCl diperoleh perubahan warna kuning.
  • Ekstrak tomat saat ditambahkan ke dalam larutan HCl diperoleh perubahan warna peach.
Percobaan ketiga yaitu dengan menambahkan ekstrak-ekstrak yang telah disediakan ke dalam larutan NaOH dan perubahan warna yang terjadi adalah:
  • Ekstrak wortel saat ditambahkan ke dalam larutan NaOH diperoleh perubahan warna orange.
  • Ekstrak ubi ungu saat ditambahkan ke dalam larutan NaOH diperoleh perubahan warna hijau tua.
  • Ekstrak kol merah saat ditambahkan ke dalam larutan NaOH diperoleh perubahan warna hijau muda.
  • Ekstrak buah naga saat ditambahkan ke dalam larutan NaOH diperoleh perubahan warna ungu.
  • Ekstrak kembang sepatu saat ditambahkan ke dalam larutan NaOH diperoleh perubahan warna hijau muda.
  • Ekstrak jeruk manis saat ditambahkan ke dalam larutan NaOH diperoleh perubahan warna kuning.
  • Ekstrak kunyit saat ditambahkan ke dalam larutan NaOH diperoleh perubahan warna coklat.
  • Ekstrak tomat saat ditambahkan ke dalam larutan NaOH diperoleh perubahan warna kuning tua.

XI.       KESIMPULAN
Dari data yang ada pada hasil pengamatan dan pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa percobaan ini telah sesuai dengan teori dimana kertas lakmus merah jika dicelupkan pada zat asam akan tetap berwarna merah dan jika dicelupkan pada zat basa akan berubah warna menjadi biru. Sementara kertas lakmus biru jika dicelupkan pada zat asam akan berubah warna menjadi merah dan jika dicelupkan dalam zat basa akan tetap berwarna biru. Dalam praktikum ini yang merupakan zat asam adalah HCl sedangkan zat basa adalah NaOH.
Untuk semua indikator alam yang telah diuji dengan ditambahkan pada larutan HCl (asam) akan bersifat asam dan jika ditambahkan pada larutan NaOH (basa) akan bersifat basa sesuai dengan perubahan warna yang diperoleh dari campuran keduanya.
IX.             DAFTAR PUSTAKA
Alficry. 2015. Mengidentifikasi Asam Basa Dengan Indikator Alam. http://alfichry.blogspot.co.id/2015/04/mengidentifikasi-larutan-elektrolit-dan.html. (diakses 3 Februari 2017)
Hasanudin. 2015. Teori Asam Basa Arrhenius. http://kimiadasar.com/teori-asam-basa-arrhenius/. (diakses 3 Februari 2017)
Hasanudin. 2015. Teori Asam Basa Bronsted-Lowry.  http://kimiadasar.com/teori-asam-basa-bronsted-lowry/. (diakses 3 Februari 2017)
Hasanudin. 2015. Teori Asam Basa Lewis.  http://kimiadasar.com/teori-asam-basa-lewis/.  (diakses 3 Februari 2017)
Reiza. 2014. Identifikasi Larutan Asam dan Basa. http://reizacullen777.blogspot.co.id/2014/09/identifikasi-larutan-asam-basa.html. (diakses 3 Februari 2017)