LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR II
IDENTIFIKASI ASAM BASA DENGAN MENGGUNAKAN INDIKATOR
ALAM
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
Indri Hayati (06111181621014)
Illyyin Ethika
Anhar (06111181621050)
Salmah Rianti (06111181621052)
Rafika (06111181621054)
Gede Mudita Edi
Putra (06111281621058)
Elsa Meilani (06111181621060)
DOSEN PENGASUH: RODI EDI, S.Pd., M.Si.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
I.
NOMOR
PERCOBAAN : 02
II.
NAMA
PERCOBAAN : Identifikasi
Asam Basa Dengan Menggunakan Indikator Alam.
III.
TUJUAN
PERCOBAAN :
Mengidentifikasi asam basa melalui pengamatan perubahan warna larutan asam dan
basa setelah ditambahkan indikator alam serta uji dengan kertas lakmus.
IV.
DASAR
TEORI
a.
Teori Asam Basa Svante Arrhenius (1887)
1.
Asam
Asam adalah suatu zat yang jika dilarutkan ke
dalam air akan menghasilkan ion hidronium (H+). Asam umumnya
merupakan senyawa kovalen dan akan menjadi bersifat asam jika sudah larut dalam
air. Sebagai contoh gas hidrogen klorida bukan merupakan asam, tetapi jika
sudah dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan ion H+. Reaksi yang
terjadi adalah:
HCl(aq) → H+(aq)
+ Cl–(aq)
Beberapa jenis senyawa Asam,
diantaranya:
1. Asam
Biner ( terdiri dari dua jenis unsur)
Contoh:
Asam
Fluorida : HF(aq) → H+(aq) + F–(aq)
Asam klorida
: HCl(aq) → H+(aq) + Cl–(aq)
Asam sulfida
: H2S(aq) → H+(aq) + S2-(aq)
2. Asam Oksi
Contoh:
Asam nitrat
: HNO3(aq) → H+(aq)
+ NO3–(aq)
Asam
karbonat : H2CO3(aq) → 2H+(aq) +
CO32-(aq)
Asam sulfat
: H2SO4(aq) → 2H+(aq)
+ SO42-(aq)
Asam Posfat
:H3PO4(aq) → 3H+(aq)
+PO43-(aq)
3. Asam
organik
Contoh:
Asam format
: HCOOH(aq) → H+(aq) + HCOO–(aq)
Asam asetat
: CH3COOH(aq) → H+(aq) + CH3COO–(aq)
Asam benzoat
: C6H5COOH(aq) → H+(aq) + C6H5COO–(aq)
Asam oksalat
: H2C2O4(aq) → 2H+(aq)
+ C2O42-(aq)
4. Oksida
asam
Contoh:
Karbon
dioksida : CO2(g) + H2O(l)
→ H2CO3(aq)
Belerang
trioksida : SO3(g) + H2O(l)
→ H2SO4(aq)
Dinitrogen
pentaoksida: N2O5(g) + H2O(l) → 2HNO3(aq)
Dari persamaan reaksi di
atas menunjukan bahwa satu molekul asam dapat melepaskan satu, dua, atau
tiga ion H+. Asam yang hanya menghasilkan sebuah ion H+ disebut sebagai asam monoprotik, atau
asam berbasa satu, asam yang menghasilkan dua ion H+ setiap molekulnya disebut asam diprotik atau asam berbasa dua.
Menurut teori asam
basa Arrhenius, asam kuat merupakan asam yang derajat
ionisasinya besar atau mudah terurai dan banyak menghasilkan ion H+ dalam larutannya. Asam kuat diantaranya HCl, HBr,
HI, H2SO4, HNO3, dan HClO4.
2.
Basa
Basa adalah senyawa yang di dalam air (larutan)
dapat menghasilkan ion OH–. Umumnya basa terbentuk dari senyawa ion
yang mengandung gugus hidroksida (-OH) di dalamnya. Akan tetapi, amonia (NH3)
meskipun merupakan senyawa kovalen, tetapi di dalam air termasuk senyawa basa,
karena setelah dilarutkan ke dalam air dapat menghasilkan ion OH–.
Beberapa jenis senyawa basa , diantaranya:
1. Senyawa yang mengandung ion hidroksida
Contoh:
Natrium hidroksida: NaOH(aq) → Na+(aq)
+ OH–(aq)
Kalsium hidroksida : Ca(OH)2(aq)
→ Ca2+(aq) + 2OH–(aq)
Aluminium hidroksida: Al(OH)3(aq)
→ Al3+(aq) + 3OH–(aq)
2. Oksida basa
Contoh:
Natrium oksida: Na2O(s) + H2O(l)
→ 2NaOH(aq)
Kalsium oksida: CaO(s) + H2O(l)
→ Ca(OH)2(aq)
Aluminium oksida: Al2O3(s)
+ H2O(l) → 2Al(OH)3(aq)
3. Senyawa yang bereaksi dengan air melepaskan ion
hidroksida
Contoh:
Amonia : NH3(aq) + H2O(l)
→ NH4+(aq) + OH–(aq)
Metil amina: CH3NH2(aq)
+ H2O(l) → CH3NH3+(aq) + OH–(aq)
Fenil amina: C6H5NH2(aq)
+ H2O(l) → C6H5NH3+(aq)
+ OH–(aq)
Tidak semua
senyawa yang mengandung gugus –OH merupakan suatu basa. Contohnya CH3COOH dan C6H5COOH
justru merupakan asam. Sementara itu, CH3OH tidak menunjukan sifat
asam atau basa di dalam air (ini termasuk oksida indiferen).
Pada teori ini terdapat basa kuat dan basa
lemah. Basa kuat merupakan basa yang mudah terionisasi dalam larutannya dan
banyak mengahsilkan ion OH–. Contohnya KOH, NaOH, Ba(OH)2,
dan Ca(OH)2.
b.
Teori Asam Basa Browsted –
Lowry
Teori ini adalah perluasan dari teori Arrhenius. Dalam
teori ini asam merupakan spesi yang memberikan proton, sedangkan basa adalah
spesi yang menerima proton pada suatu reaksi perpidahan proton.
Ion hidroksida tetap berlaku sebagai basa karena ion
hidroksida menerima ion hidrogen dari asam dan membentuk air. Asam menghasilkan
ion hidrogen dalam larutan karena asam bereaksi dengan molekul air melalui
pemberian sebuah proton pada molekul air.
Sebagai contoh gas hidrogen klorida (HCl) di larutkan
dalam air, maka molekul hidrogen klorida akan memberikan sebuah proton (ion H+) ke molekul air. Ikatan kovalen koordinasi
terbentuk antara satu pasangan mandiri pada oksigen dengan hidrogen dari HCl
dan menghasilkan ion hidroksonium, H3O+.
H2 + HCl
→ H3O + Cl
Ketika asam yang terdapat dalam larutan bereaksi
dengan basa, yang berfungsi sebagai asam adalah ion hidroksonium. Sebagai
contoh, proton di transferkan dari ion hidroksonium ke ion hidroksida untuk
mendapatkan air.
H3 O+(aq) + OH–(aq) →
2H2O(â„“)
Pada reaksi asam basa Bronsted – Lowry, terdapat 2
pasangan asam basa. Pasangan pertama merupakan pasangan antara asam dengan basa
konjugasi (yang menyerap proton), dalam hal ini di tandai dengan asam – 1 dan
basa – 1.
Pasangan kedua adalah pasangan
antara basa dengan asam konjugasi (yang memberi proton), dalam hal ini di
tandai dengan basa -2 dan asam – 2. Rumusan kimia pasangan asam basa konjugasi
hanya berbeda satu proton (H+).
Contoh Tabel
Asam basa Bronsted – Lowry
Asam-1
|
+
|
Basa-2
|
D
|
Basa-1
|
+
|
Asam-2
|
HCI
|
+
|
NH3
|
D
|
CI–
|
+
|
NH4+
|
H2O
|
+
|
CO3
|
D
|
OH–
|
+
|
HCO3–
|
CH3COOH
|
+
|
H2O
|
D
|
CH3COO
|
+
|
H3O+
|
HNO2
|
+
|
CH3COOH
|
D
|
NO2–
|
+
|
CH3COOH2+
|
Salah satu keunggulan dari teori
asam basa Bronsted – Lowry adalah bisa menjelaskan mengenai sifat asama basa
pada reaksi yang reversibel. Contoh jenis reaksi ini adalah
reaksi disosiasi asam lemah CH3COOH
CH3COOH(aq) + H2O(â„“) → H2O+(aq) + CH3COOH–(aq)
Sekarang perhatikan reaksi yang hanya berjalan kekanan
!
CH3COOH(aq) + H2O(â„“) → H3O+(aq) + CH3COOH–(aq)
CH3COOH adalah asam
basa, sebab spesi ini mendonorkan proton ke H2
H2O adalah basa sebab spesi ini menerima proton dari
CH3COOH.
Sedangkan
untuk reaksi kebalikannya:
H3O+(aq) + CH3COOH–(aq) → CH3COOH(aq) + H2O(â„“)
H3O+ adalah
asam, sebab spesi ini mendonorkan proton ke CH3COOH–.
CH3COOH– adalah
basa, sebab spesi ini menerima proton dari H3O+.
Reaksi reversibel dari asam lemah
diatas memiliki 2 asam dan 2 basa yang saling yang kita sebut sebagai pasangan
asam-basa konjungsi Bronsted – Lowry.
Artinya CH3COOH adalah asam
konjugasi dari CH3COOH– atau
CH3COOH adalah basa konjugasi dari CH3COOH. Keduanya berpasangan sehingga dinamakan
asam-basa konjugasi Bronsted-Lowry.
Teori asam basa Bronsted – Lowry
juga memiliki kelemahan, yaitu tidak dapat menjelaskan reaksi asam basa yang
tidak melibatkan transfer proton (H+), contohnya pada
reaksi berikut.
Fe2+(aq) + 6H2O(â„“) → Fe(H2O)62+(aq)
AgCI(s) + NH3(aq) → Ag(NH3)CI(aq)
c.
Teori Asam Basa Lewis
Pada tahun 1932, ahli
kimia G.N. Lewis mengajukan konsep baru mengenai asam – basa, sehingga dikenal
adanya asam Lewis dan basa Lewis, yang dimaksud dengan asam Lewis adalah suatu senyawa yang mampu menerima
pasangan elektron dari senyawa lain, atau akseptor pasangan elektron. Sedangkan
basa Lewis
adalah senyawa yang dapat memberikan pasangan elektron kepada
senyawa lain atau donor pasangan elektron.
Contoh teori
asam basa Lewis
H+ + NH3
NH4+
BF3 + NH3
NH3BF3
Pada gambar di atas,
ditunjukan bahwa ion H+ merupakan
asam Lewis karena mampu menerima pasangan elektron, sedangkan NH3 merupakan basa Lewis. Pada reaksi
antara BF3 dengan NH3,
yang merupakan asam Lewis adalah BF3 karena mampu menerima sepasang
elektron, sedangkan NH3 merupakan
basa Lewis.
Konsep asam – basa yang
dikembangkan oleh Lewis didasarkan pada ikatan kovalen koordinasi. Ikatan
kovalen koordinasi adalah ikatan kimia yang terbentuk dari pemakaian elektron
bersama yang digunakan elektron tersebut berasal dari salah satu atom atau
molekul yang berikatan. Atom atau spesi yang yang memberikan pasangan elektron
di dalam membentuk ikatan kovalen koordinasi akan bertindak sebagai basa, sedangkan
atom, molekul atau spesi yang menerima pasangan elektron disebut sebagai asam.
Dengan konsep ini dapat dijelaskan terjadinya reaksi asam basa yang terjadi
pada ion logam dengan suatu molekul atau ion.
Ag+(aq)
+ 2NH3(aq) → Ag(NH3)+(aq)
Asam
Basa
Cd2+(aq) + 4I–(aq)
→ CdI4–(aq)
Asam
Basa
Ni(s) + 4CO(g) → Ni(CO )4(g)
Asam Basa
Dalam dunia kedokteran
dan farmasi dikenal adanya senyawa basa Lewis yang digunakan sebagai obat
keracunan logam berat, misalnya merkuri, timbal, kadmium, dan sejenisnya. Obat
tersebut dikelompokan sebagai British Anti Lewis Acid (BAL). Kandungan obat
tersebut antara lain oksalat dan etilendiamintetraasetat (EDTA). Peranan BAL
dalam obat tersebut adalah mengikat logam berat agar mengganggu kerja enzim.
Hg2+(aq) +
2C2O42-(aq) → [Hg(C2O4)2]2-(aq)
Asam
Basa
Cd2+(aq) +
2(EDTA4-)(aq) → [Cd(EDTA)2]6-(aq)
Asam
Basa
d.
Macam-Macam
Kertas Lakmus dan Sifatnya
Kertas
Lakmus adalah kertas dari bahan kimia yang akan berubah warna jika dicelupkan
ke dalam larutan asam dan basa. Warna yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh
kadar pH oleh larutan yang ada. Kertas ini sendiri terbuat dari selulosa kayu
yang merupakan komponen utama dari dinding sel pohon. Kayu selulosa terdiri
dari rantai molekul gula yang memberikan kekuatan kayu.
Kertas yang
digunakan dalam kertas lakmus membutuhkan perawatan khusus untuk memastikan
bahwa itu adalah bebas dari resin, lignins dan kontaminan lainnya yang mungkin
mencegahnya dari memberikan hasil tes yang akurat. Pada umumnya ada dua jenis
kertas lakmus yaitu kertas lakmus merah dan biru.
1.
Lakmus merah dalam larutan asam berwarna merah dan
dalam larutan basa berwarna biru dan
dalam larutan netral berwarna merah.
2.
Lakmus biru dalam larutan asam berwarna merah dan
dalam larutan basa berwarna biru dan dalam larutan netral berwarna biru.
Teori dari sifat kertas lakmus
inilah yang selama ini kita pahami untuk mendeteksi apakah sebuah larutan
tergolong asam atau basa.
V. ALAT DAN BAHAN
Alat
|
Bahan
|
1) Plat
tetes 2 buah
|
1) Lakmus merah
|
2) Pipet
tetes
3) Beaker
glass
|
2) Lakmus biru
|
|
3) Ekstrak
wortel
|
|
4) Ekstrak
ubi ungu
|
|
5) Ekstrak
kol merah
|
|
6) Ekstrak
buah naga
|
|
7) Ekstrak
kembang sepatu
|
|
8) Ekstrak
jeruk manis
|
|
9) Ekstrak
kunyit
|
|
10) Ekstrak tomat
11) Larutan HCl
12) Larutan NaOH
|
VI. PROSEDUR PERCOBAAN
1)
Teteskan beberapa tetes larutan HCl dan
NaOH dalam plat tetes
2)
Celupkan
kertas
lakmus merah dan lakmus biru ke dalam larutan HCl dan NaOH.
3)
Amati perubahan warna yang terjadi pada
kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru.
4)
Catat hasil pengamatan pada tabel hasil
pengamatan.
5)
Tambahkan secukupnya ekstrak-ekstrak
yang telah disediakan ke dalam larutan HCl dan NaOH dengan menggunakan pipet
tetes.
6)
Amati perubahan warna yang terjadi pada
larutan HCl dan NaOH.
7)
Catat hasil pengamatan pada tabel hasil
pengamatan.
VII.
HASIL PENGAMATAN
No.
|
Jenis Indikator
|
Perubahan warna pada larutan
|
|
HCl
|
NaOH
|
||
1
|
Lakmus
merah
|
Merah
|
Biru
|
2
|
Lakmus
biru
|
Merah
|
Biru
|
3
|
Ekstrak wortel
|
Orange
|
Orange
|
4
|
Ekstrak ubi ungu
|
Ungu Muda
|
Hijau Tua
|
5
|
Ekstrak kol merah
|
Pink Fanta
|
Hijau Muda
|
6
|
Ekstrak buah naga
|
Ungu
|
Ungu
|
7
|
Ekstrak kembang sepatu
|
Pink
|
Hijau Muda
|
8
|
Ekstrak jeruk manis
|
Bening
|
Kuning
|
9
|
Ekstrak kunyit
|
Kuning
|
Coklat
|
10
|
Ekstrak
tomat
|
Peach
|
Kuning Tua
|
VIII. PEMBAHASAN
Percobaan mengenai identifikasi larutan asam
dan basa dengan menggunakan indikator alam ini dimaksudkan untuk mendeteksi
apakah sebuah larutan tergolong asam atau basa melalui pengamatan perubahan
warna larutan setelah dicampurkan dengan beberapa indikator alam serta juga uji
dengan menggunakan kertas lakmus merah dan biru. Pada percobaan ini larutan
yang diujikan adalah larutan HCl dan NaOH dengan indikator yang digunakan
adalah kertas lakmus merah dan biru, ekstrak wortel, ekstrak ubi ungu, ekstrak
kol merah, ekstrak buah naga, ekstrak kembang sepatu, ekstrak jeruk manis,
ekstrak kunyit dan ekstrak tomat.
Percobaan pertama yaitu uji dengan menggunakan kertas
lakmus merah dan biru dengan cara dicelupkan ke dalam larutan HCl dan NaOH. Lakmus merah
pada saat dicelupkan ke dalam larutan HCl warnanya tetap merah. Sedangkan
lakmus biru pada saat dicelupkan ke dalam larutan HCl berubah menjadi warna
merah ini artinya HCl adalah asam. Lakmus merah pada saat dicelupkan ke dalam
larutan NaOH berubah menjadi warna biru. Sedangkan lakmus biru pada saat
dicelupkan ke dalam larutan NaOH warnanya tetap biru ini artinya NaOH adalah
basa.
Percobaan
kedua yaitu dengan menambahkan ekstrak-ekstrak yang telah disediakan ke dalam
larutan HCl dan perubahan warna yang terjadi adalah:
- Ekstrak wortel saat ditambahkan ke dalam larutan HCl diperoleh perubahan warna orange.
- Ekstrak ubi ungu saat ditambahkan ke dalam larutan HCl diperoleh perubahan warna ungu muda.
- Ekstrak kol merah saat ditambahkan ke dalam larutan HCl diperoleh perubahan warna pink fanta.
- Ekstrak buah naga saat ditambahkan ke dalam larutan HCl diperoleh perubahan warna ungu.
- Ekstrak kembang sepatu saat ditambahkan ke dalam larutan HCl diperoleh perubahan warna pink.
- Ekstrak jeruk manis saat ditambahkan ke dalam larutan HCl tidak diperoleh perubahan warna pada HCl melainkan warnanya tetap bening.
- Ekstrak kunyit saat ditambahkan ke dalam larutan HCl diperoleh perubahan warna kuning.
- Ekstrak tomat saat ditambahkan ke dalam larutan HCl diperoleh perubahan warna peach.
Percobaan
ketiga yaitu dengan menambahkan ekstrak-ekstrak yang telah disediakan ke dalam
larutan NaOH dan perubahan warna yang terjadi adalah:
- Ekstrak wortel saat ditambahkan ke dalam larutan NaOH diperoleh perubahan warna orange.
- Ekstrak ubi ungu saat ditambahkan ke dalam larutan NaOH diperoleh perubahan warna hijau tua.
- Ekstrak kol merah saat ditambahkan ke dalam larutan NaOH diperoleh perubahan warna hijau muda.
- Ekstrak buah naga saat ditambahkan ke dalam larutan NaOH diperoleh perubahan warna ungu.
- Ekstrak kembang sepatu saat ditambahkan ke dalam larutan NaOH diperoleh perubahan warna hijau muda.
- Ekstrak jeruk manis saat ditambahkan ke dalam larutan NaOH diperoleh perubahan warna kuning.
- Ekstrak kunyit saat ditambahkan ke dalam larutan NaOH diperoleh perubahan warna coklat.
- Ekstrak tomat saat ditambahkan ke dalam larutan NaOH diperoleh perubahan warna kuning tua.
XI. KESIMPULAN
Dari data
yang ada pada hasil pengamatan dan pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa percobaan ini telah sesuai dengan teori dimana kertas lakmus merah jika
dicelupkan pada zat asam akan tetap berwarna merah dan jika dicelupkan pada zat
basa akan berubah warna menjadi biru. Sementara kertas lakmus biru jika
dicelupkan pada zat asam akan berubah warna menjadi merah dan jika dicelupkan
dalam zat basa akan tetap berwarna biru. Dalam praktikum ini yang merupakan zat
asam adalah HCl sedangkan zat basa adalah NaOH.
Untuk semua indikator alam yang telah
diuji dengan ditambahkan pada larutan HCl (asam) akan bersifat asam dan jika
ditambahkan pada larutan NaOH (basa) akan bersifat basa sesuai dengan perubahan
warna yang diperoleh dari campuran keduanya.
IX.
DAFTAR
PUSTAKA
Alficry. 2015. Mengidentifikasi
Asam Basa Dengan Indikator Alam. http://alfichry.blogspot.co.id/2015/04/mengidentifikasi-larutan-elektrolit-dan.html.
(diakses 3 Februari 2017)
Hasanudin.
2015. Teori Asam Basa Arrhenius. http://kimiadasar.com/teori-asam-basa-arrhenius/.
(diakses 3 Februari 2017)
Hasanudin.
2015. Teori Asam Basa Bronsted-Lowry. http://kimiadasar.com/teori-asam-basa-bronsted-lowry/.
(diakses 3 Februari 2017)
Hasanudin.
2015. Teori Asam Basa Lewis. http://kimiadasar.com/teori-asam-basa-lewis/. (diakses 3 Februari 2017)
Reiza. 2014. Identifikasi Larutan Asam dan Basa. http://reizacullen777.blogspot.co.id/2014/09/identifikasi-larutan-asam-basa.html.
(diakses 3 Februari 2017)